Bemo Baca, Program Perpustakaan Keliling Gagasan Pak Sutisno
Gagasan Pak Sutisno Hadi sangatlah mulia. Beliau adalah sosok penggiat literasi yang pantang menyerah. Gerakan Bemo Baca sudah dirintisnya untuk memfasilitasi masyarakat dalam membaca berbagai buku bacaan. Wawasan dan ilmu pengetahuan akan bertambah dengan adanya perpustakaan keliling unik ini.
Munculnya Ide Pembuatan Bemo Baca
Apakah itu Bemo Baca? Perpustakaan keliling menggunakan kendaraan bemo adalah gagasan Pak Sutisno. Sosoknya dikenal ramah dan gigih dalam berjuang. Beliau adalah seorang sopir bemo yang juga berkeliling mengoperasikan bemonya untuk perpustakaan keliling. Beliau merasa prihatin dengan minimnya minat baca masyarakat.
Niat mulianya untuk memperjuangkan kecerdasan anak bangsa dan meningkatkan kemampuan masyarakat diwujudkan melalui Bemo Baca. Awalnya, ide ini muncul karena keprihatinannya ini sangatlah membantu masyarakat. Beliau juga bertemu dengan Imam Prasodjo, sosiolog Universitas Indonesia, yang menyarankan untuk membuka perpustakaan keliling dengan bemo.
Setelah mendapatkan saran, Pak Sutisno sempat ragu karena beliau mempunyai keterbatasan ekonomi dalam operasional bemo dan pengadaan buku bacaan. Melalui profesinya yang hanya seorang sopir bemo, beliau membutuhkan bantuan untuk itu. Akhirnya, dua sahabatnya yang berprofesi sebagai dosen bersedia membantunya. Koleksi bukunya bertambah banyak.
Operasional Bemo Baca
Pria berusia 58 tahun yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Kinong ini berkeliling ke sekolah-sekolah. Bemo Baca ini semakin dikenal di berbagai sekolah di wilayah Jakarta Pusat. Murid-murid dari berbagai sekolah tersebut sudah familiar dengan bemo berwarna ungu yang selalu siap sedia memberikan layanan perpustakaan keliling. Mereka bisa membaca buku sepuasnya.
Desain bemonya yang nyaman juga mendukung minat baca masyarakat. sutisno mendesain bagian belakang bemo dengan rak buku berwarna kuning. Penataan bukunya juga rapi. Perpustakaan keliling gratis yang unik ini sangat diminati masyarakat, terutama anak-anak dan para ibu. Kecintaan mereka terhadap buku terbukti meningkat berkat program Bemo Baca ini.
Seiring berjalannya waktu, Sutisno merasa resah dengan keluarnya peraturan Dinas Perhubungan Pemerintah DKI Jakarta untuk pelarangan bemo sebagai angkutan umum. Beliau tidak bisa lagi mencari penghasilan dengan menjadi sopir bemo. Profesi yang dicintainya telah hilang. beliau kebingungan dalam membiayai keluarga dan juga Bemo Baca.
Akan tetapi, beliau pantang menyerah. Suatu hari, muncullah ide untuk berjualan buah keliling menggunakan bemo kesayangannya. Beliau juga mendapatkan bantuan dana dari Kedutaan Besar Inggris. Tawaran sewa bemo untuk properti film dari Indro Warkop juga diterimanya. Dengan demikian, seluruh dana yang diperoleh dapat digunakan untuk biaya hidup dan operasional bemo.
Dalam kompetisi Blog Berlipatnya Berkah dari lembaga asuransi wakaf Allianz, Pak Sutisno sangat pantas mendapatkan hadiahnya. Beliau yang telah berjuang menggiatkan literasi anak bangsa, patut menerima bantuan dana demi meningkatkan kontribusinya. Pasti akan lebih banyak lagi masyarakat yang mendapatkan layanan perpustakaan keliling tersebut.
Setelah melihat kegigihan Pak Sutisno dalam menggiatkan literasi, sudah sepantasnya perjuangan beliau didukung sepenuhnya. Selain mendapatkan penghargaan, donasi sangat diperlukan untuk memperbanyak jumlah bemo sekaligus koleksi buku. Asuransi wakaf Allianz sangat tepat untuk mendukung Pak Sutisno secara finansial. Demi kebermanfaatan bersama, wakaf sangat membantu.
Post a Comment